Sunday, July 19, 2009

Nothing Personal, really.

Jakarta was bombed--again.

JW Marriott and Ritz Carlton was the place the bomb exploded. It was scary. It was sad. It was when Indonesia once again shocked... or maybe not (some people still shop and hang out, including me. I watched HP6 with my friends. But I really was shocked and emotionally unstable, and HP6+being around my friends helped calm me down, so that's the only reason I agreed to go with them. It's alrite if you want to say that I sound munafik but I was praying all the time. But I guess this is okay, kalo semua orang pada dokem di rumah, ekonomi bakal mati sesaat dan efeknya lumayan buruk juga kan?) ?
In twitter, Jakarta and Indonesiaunite become two of the trending topics. Quite proud? Maybe.
Joel Madden tweeted how lovely Indonesia is. Some other foreigners did the same. Happy? Once more, maybe.

Okay. It's quite hard for me to say these things in english. I'm gonna use Bahasa Indonesia.

Apa untuk bersatu dan menjadi Indonesia yang kuat memang dibutuhkan serangan bom dari teroris dulu? Butuh insiden besar yang menelan banyak nyawa dan menghancurkan gedung megah berisi banyak orang asing dan investor atau calon investor, pebisnis, direktur perusahaan besar, para pegawai yang mencari sesuap nasi untuk dirinya dan keluarganya, kejadian yang berpengaruh buruk pada IHSG dan kurs Rupiah serta memiliki kemungkinan besar untuk mengurangi pemasukan negara dari bidang pariwisata untuk menyadarkan bahwa kalau kita tidak bersatu, maka Indonesia tidak bisa menjadi bangsa yang kuat?

Sungguh, saya bertanya-tanya pada diri saya sendiri, dan saya harap kalian juga bertanya pada diri kalian.

Apakah kita seharusnya berterima kasih pada teroris yang tindakannya justru meningkatkan kadar nasionalisme dan membuat semangat bersatu kita (yang sebenarnya sudah dari dulu dikobarkan para generasi awal, antara lain melalui 'Bhinneka Tunggal Ika' dan juga Sumpah Pemuda) yang selama ini sepertinya mengendur kembali menguat (walau mungkin hanya euforia sesaat, tapi siapa yang tahu?) dan walau banyak nyawa yang hilang dan banyak kerugian secara materi, kini bangsa kita menjadi sadar bahwa selama ini kita adalah bangsa yang rapuh dan masih belum bergandengan tangan, dan sekarang (sepertinya) mulai (kembali) menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan?

Apakah butuh pemberitahuan dari negara lain bahwa bangsa kita adalah bangsa yang ramah, bahwa negeri kita memiliki banyak SDA dan adalah tanah yang indah dan penuh pesona untuk kita menyadarinya dan memanfaatkannya sebaik mungkin?

Apakah ini semua hanya untuk sesaat? Berapa lama semangat ini bertahan? Seberapa besar spirit Indonesia Unite ini berpengaruh pada bangsa kita ke depan?

Apa yang sebetulnya ada dalam hati nurani kita?

Jujur, saya bukan nasionalis sejati. Saya bukan orang yang selalu mendukung pemerintah. Bahkan, saya sempat membenci pemerintah karena Ujian Nasional dan karena beberapa hal lainnya. Saya juga pernah berpikiran untuk tinggal di luar negeri. Saya juga pernah berharap saya bukan orang Indonesia.
Tapi kemudian saya berpikir lagi.
Jika semua orang berpikir dengan meninggalkan Indonesia maka masalah akan selesai, maka siapa yang akan 'membereskan' negara ini? Kalau semua orang berpendidikan tinggal di luar negeri, siapa yang akan mencerdaskan bangsa ini? Kalau semua orang mengaku bukan Indonesia, maka kita ini siapa?
Saya tidak membenci Indonesia. Yang saya benci adalah keadaannya, keburukannya yang harus diakui memang ada.
Saya mencintai tanah air saya. Kalaupun harus tinggal di luar negeri, saya ingin bisa merepresentasikan Indonesia sebagai bangsa yang baik.

Saya ingin menyatakan diri bahwa saya orang Indonesia dengan bangga.

Saya harap semua orang Indonesia berpikiran sama. Kita masih harus membangun bangsa ini. Siapapun Presiden kita, apapun agama kita, siapapun kita, apapun pekerjaan kita, apapun suku kita, di manapun kita berada, kita harus tetap menjunjung tinggi persatuan bangsa, mendukung Indonesia, dan mendorong bangsa kita agar selalu lebih baik. Mendukung pembangunan dan ikut terlibat di dalamnya--tapi bukan untuk merecoki atau merusuhi ya :)

I tried hard to say what I have in mind. Therefore, I might make some mistakes but I wish you will apologize any mistake I made. This is not everything I have in mind right now. If I do, I might even write a book. And this is just a very humble opinion from one of the Indonesian youth.

I love Indonesia. I love Jakarta.

Dan kalau ada yang merasa tersindir, tolong baca lagi judul posting-an ini.
Nothing personal, really!
:)

ps. Thank you to Dewanty Aditya (tyatrical.blogspot.com) for giving me inspirations, also to people I follow on twitter (Maylaffayza, plisdehjkt, jakartatoday, qronoz, and much more) for giving me informations and inspirations!
pps. Thank you to anyone who started the #indonesiaunite on twitter and to everyone who keep the spirit and the love for Indonesia inside them. We are one. We are Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika!

No comments: