Tuesday, December 16, 2008

Come Come Read :D

Well, I was bored. But then I read Twilight Saga's Eclipse--ok, it's Stephenie Meyer's but wtv--and an idea popped in my head.

I was writing--and still am--a story with the title 'Chain', but it was straight to chapter one. And suddenly a story came to my head, just like somekind of flashback thingie after you watch a movie--this is how ideas usually come to me, like a deja vu!--and here's the prologue!

Come come come read read read hahaha sorry it's in Indonesian. I don't write stories in english because it's not my mothertongue and i find it harder to express things.

Author: C. Cita, 2008

Prolog

“Pergilah,” desisnya pedih. “Kita tidak punya waktu untuk kata-kata romantis atau apa. Pergi,” perintahnya dengan nada memaksa.
Aku menarik lengannya, menatap matanya yang panik. “Kau?”
Ia tersenyum sendu. “Pergi,” mohonnya. “Pergilah sekarang juga. Tidak banyak waktu…”
“Tapi aku tidak bisa—“
“Pintu ini harus ditutup dari sini. Kalau aku ikut dan menutupnya dari sana, waktunya tidak akan cukup meski aku mengerahkan semua kekuatanku. Aku mohon,” ia melepas genggaman tanganku di lengannya, “tinggalkan aku. Selamatkan dirimu!”
Kakiku bagai terpaku. Tubuhku tidak bisa bergerak. Alisnya terpaut, menandakan ia marah. Sorot matanya memberitahuku betapa sedih dan frustrasinya ia. Suaranya menyerukan kemarahan.
Tidak bisa.
Bagaimana mungkin aku mengorbankan orang yang kucintai untuk mati? Mungkin ia rela mati demi aku, tapi aku tidak akan pernah rela hidup tanpa dia.
“Bisakah kau jangan bertindak tolol?” desisnya. “Aku tidak punya waktu untuk bersikap manis. Ini demi nyawamu! Pergilah!”
“Tidak. Tidak akan kalau kau tidak bersamaku,” tolakku. Aku tahu aku membuang semakin banyak waktu berharga, tapi semua tidak ada harganya kalau dia tidak ada.
“Brengsek, pergi!” raungnya. Ia mengacungkan sebelah tangannya, dan aku merasakan hentakan keras di perutku. Suara-suara di sekitarku terdengar mengambang. “Pergi, demi aku,” bisiknya sedih.
Aku kehilangan kesadaranku.

---


OOOOPS sorry I'm not gonna spoil the rest of the story, haha :D

have fun imaginating while waiting, I've only written until chapter two btw :p

sumpah gue pede banget ya. ahaha. But when I read this thing again, it sounds very cheesy. I might have to edit it here and there. Ah, Stephenie Meyer surely influences me too much.

Cheerio!

No comments: