I moved my blog to this place.
Just because I think everything is easier on posterous. Yeah, I started to post there now, but it doesn't mean I'm leaving this one. I love the domain name so I'm keeping it. Haha
Cheerio everyone and thanks to Shirin who reminds me to post about my new blog :)
Saturday, June 19, 2010
Saturday, May 08, 2010
Quick Peek
puisi tentang sebuah kelakuan rakyat indonesia pada pahlawannya
maafkan rakyatmu
satu hal yang kuherankan
suatu yang sangat aneh
suatu yang sangat tidak wajar
yaitu...
orang indonesia
yang tidak mau mengenang jasa pahlawannya
mereka memasang patung orang dari negri lain
tapi mereka tidak memasang patung pahlawannya
bahkan yang lebih aneh lagi...
merekamemasang patung hewan
tetapi tidakmemasang patung pahlawannya
merekamenyambut kedatangan orang luar negri
tapi tidak menyambut kedatangan presidennya
apa mereka lupa dengan jasa pahlawannya?
apa mereka lupa dengan jasa pahlawannya?
apa mereka tidak tahu perjuangan para pahlawannya
saat Indonesia dijajah?
pahlawan-pahlawanku...
maafkan rakyatmu ini
tindakan rakyatmu ini sangat tidak sopan
mereka tidak menghormati pahlawannya
aku berjanji
jika aku menjadi pemimpin indonesia ini nanti
akan kupimpin rakyat Indonesia dengan baik
Indonesia akan menjadi yang tentram,
tenang, indah, bersih, dan mereka
akan mengenang pahlawannya
---
bukan. ini bukan gue yang nulis. This was written by my little sister, Cahaya Virdha. She's a 5th grader, going to be 10 years old next May 11th.
You know what, she might not be the brightest but I know somehow she's like the radiant moon. Silent, but giving many many effects to the life on earth. She's much different to me and our oldest sister.
I know she'll be more than me. Much more.
Cheerios :)
maafkan rakyatmu
satu hal yang kuherankan
suatu yang sangat aneh
suatu yang sangat tidak wajar
yaitu...
orang indonesia
yang tidak mau mengenang jasa pahlawannya
mereka memasang patung orang dari negri lain
tapi mereka tidak memasang patung pahlawannya
bahkan yang lebih aneh lagi...
merekamemasang patung hewan
tetapi tidakmemasang patung pahlawannya
merekamenyambut kedatangan orang luar negri
tapi tidak menyambut kedatangan presidennya
apa mereka lupa dengan jasa pahlawannya?
apa mereka lupa dengan jasa pahlawannya?
apa mereka tidak tahu perjuangan para pahlawannya
saat Indonesia dijajah?
pahlawan-pahlawanku...
maafkan rakyatmu ini
tindakan rakyatmu ini sangat tidak sopan
mereka tidak menghormati pahlawannya
aku berjanji
jika aku menjadi pemimpin indonesia ini nanti
akan kupimpin rakyat Indonesia dengan baik
Indonesia akan menjadi yang tentram,
tenang, indah, bersih, dan mereka
akan mengenang pahlawannya
---
bukan. ini bukan gue yang nulis. This was written by my little sister, Cahaya Virdha. She's a 5th grader, going to be 10 years old next May 11th.
You know what, she might not be the brightest but I know somehow she's like the radiant moon. Silent, but giving many many effects to the life on earth. She's much different to me and our oldest sister.
I know she'll be more than me. Much more.
Cheerios :)
Thursday, April 29, 2010
Unplanned
Guess that's what my future would be like.
I still hate plans. I still love spontaneous actions.
But one thing I don't mind to make plan about: having you in my life. Your smile, your laugh, your anger, your tears, your business, your ignorance, your silence, your silly jokes, your mood devastating caps lock, your frowning eyebrows, your writings, your voice, your friends, your disturbing existence, your verbose words, your randomness...
at the end, I hope we'll end up as great friends.
Forever.
And that is something I can't plan.
Cheerio
And showers of attention to you even though you don't care.
I still hate plans. I still love spontaneous actions.
But one thing I don't mind to make plan about: having you in my life. Your smile, your laugh, your anger, your tears, your business, your ignorance, your silence, your silly jokes, your mood devastating caps lock, your frowning eyebrows, your writings, your voice, your friends, your disturbing existence, your verbose words, your randomness...
at the end, I hope we'll end up as great friends.
Forever.
And that is something I can't plan.
Cheerio
And showers of attention to you even though you don't care.
Small post #2
I'm getting everything. I feel better, yet even more confused.
Bedazzled. Entwined.
Is this 4 years going to be worthy enough living?
Bedazzled. Entwined.
Is this 4 years going to be worthy enough living?
Saturday, April 24, 2010
Just
The turbulences and the tornado swept everything away, leaving only some ugly marks and sheer agitation of hopes.
Darling, you just can't have everything, can you?
As the raindrop vapours and banished, as the sun rises and beams, wipe away all the devastating dreams.
Stop your waiting and do a moving, darling you just can't long for everything can you?
Darkness may come and the moon is blinded by silver lights.
Was it your sight? Was it the night? Or darling, were you blinded?
So as far as we go and as high as the falcon flies, you draw the drawing and paint the painting and keep them locked in your crate.
Hey no, memories aren't supposed to go. Because darling, I believe this is just a twist of fate.
Just another just I try to convince myself.
---
To some people out there.
Cheerio.
Darling, you just can't have everything, can you?
As the raindrop vapours and banished, as the sun rises and beams, wipe away all the devastating dreams.
Stop your waiting and do a moving, darling you just can't long for everything can you?
Darkness may come and the moon is blinded by silver lights.
Was it your sight? Was it the night? Or darling, were you blinded?
So as far as we go and as high as the falcon flies, you draw the drawing and paint the painting and keep them locked in your crate.
Hey no, memories aren't supposed to go. Because darling, I believe this is just a twist of fate.
Just another just I try to convince myself.
---
To some people out there.
Cheerio.
Tuesday, April 13, 2010
What if...
...you had no where to go, stuck in a place you don't like, doing the thing you're not interested in, but at the end you can't let go of what you have right now?
I'm in my deepest hell about letting go or not.
And yes. It's about my college life.
Not-so-cheerio but anyway good night, sleep tight.
I'm in my deepest hell about letting go or not.
And yes. It's about my college life.
Not-so-cheerio but anyway good night, sleep tight.
Thursday, April 08, 2010
Tuesday, April 06, 2010
Siapa yang Tertangkap?
"Adek mau ditilang aja, atau mau saya bantu di sini?"
Pernyataan yang mengejutkan yang dilontarkan oleh penegak hukum dari kepolisian.
Dalam separo detik yang cepat berbagai pikiran melintas di kepala saya.
Bagi orang picik, 'bantuan' ini adalah jalan paling cepat.
Mempermudah urusan, waktu, biaya, dan tenaga bisa dihemat.
Bagi orang picik ia akan memilih dibantu mumpung ada peluang.
Pikirnya; toh dia untung dapat uang, saya untung bisa cepat pulang.
Bagi orang picik apalah arti selembar uang.
Apalagi kalau dibanding harus hadir dalam sidang atau membayar tilang.
Namun mungkin ada yang tidak setuju. Setidaknya saya.
Saya salah; saya seharusnya dihukum. Sepantasnya dihukum.
Saya salah; apapun usaha saya untuk berkelit, saya memang salah.
Saya salah dan saya mengakui itu.
Saya salah; lebih salah lagi kalau saya menyuap.
Tapi kalau hanya dengan alasan malas hadir ke sidang atau tidak mau membayar tilang lalu saya mengiyakan 'bantuan'?
Hanya karena takut dimarahi orangtua lalu saya nurut saja mengiyakan?
Tidak bisa. Tidak mau.
Saya bukan orang yang idealis. Tidak juga apatis.
Saya tidak setuju dengan korupsi. Tapi saya juga tahu gaji mereka sedikit.
Saya bukan pemerhati sosial. Bukan berarti saya tidak peduli sosial.
"Ditilang saja pak. Saya tahu saya salah."
Tidak perlu pendidikan tinggi untuk tahu mana benar mana salah.
Tidak perlu jadi mahasiswa hukum untuk menolak menyuap.
Tidak perlu banyak argumen untuk menyangkal.
---
Polisi itu mungkin punya anak. Anak yang bangga pada profesi ayahnya.
Kalau ia punya anak, tentu ia punya istri. Istri yang juga bangga pada suaminya.
Saya tidak mau menyuap, bukan karena alasan yang berat.
Saya hanya tidak ingin anak dan istrinya makan uang haram.
Itu saja.
(as posted in my FB notes. No, this time there won't be cheerios. Sorry.)
Pernyataan yang mengejutkan yang dilontarkan oleh penegak hukum dari kepolisian.
Dalam separo detik yang cepat berbagai pikiran melintas di kepala saya.
Bagi orang picik, 'bantuan' ini adalah jalan paling cepat.
Mempermudah urusan, waktu, biaya, dan tenaga bisa dihemat.
Bagi orang picik ia akan memilih dibantu mumpung ada peluang.
Pikirnya; toh dia untung dapat uang, saya untung bisa cepat pulang.
Bagi orang picik apalah arti selembar uang.
Apalagi kalau dibanding harus hadir dalam sidang atau membayar tilang.
Namun mungkin ada yang tidak setuju. Setidaknya saya.
Saya salah; saya seharusnya dihukum. Sepantasnya dihukum.
Saya salah; apapun usaha saya untuk berkelit, saya memang salah.
Saya salah dan saya mengakui itu.
Saya salah; lebih salah lagi kalau saya menyuap.
Tapi kalau hanya dengan alasan malas hadir ke sidang atau tidak mau membayar tilang lalu saya mengiyakan 'bantuan'?
Hanya karena takut dimarahi orangtua lalu saya nurut saja mengiyakan?
Tidak bisa. Tidak mau.
Saya bukan orang yang idealis. Tidak juga apatis.
Saya tidak setuju dengan korupsi. Tapi saya juga tahu gaji mereka sedikit.
Saya bukan pemerhati sosial. Bukan berarti saya tidak peduli sosial.
"Ditilang saja pak. Saya tahu saya salah."
Tidak perlu pendidikan tinggi untuk tahu mana benar mana salah.
Tidak perlu jadi mahasiswa hukum untuk menolak menyuap.
Tidak perlu banyak argumen untuk menyangkal.
---
Polisi itu mungkin punya anak. Anak yang bangga pada profesi ayahnya.
Kalau ia punya anak, tentu ia punya istri. Istri yang juga bangga pada suaminya.
Saya tidak mau menyuap, bukan karena alasan yang berat.
Saya hanya tidak ingin anak dan istrinya makan uang haram.
Itu saja.
(as posted in my FB notes. No, this time there won't be cheerios. Sorry.)
Subscribe to:
Posts (Atom)